Untuk apa bekerja?
Terlintas pikiran yang singkat, namun mengena, "buat apa bekerja?"
Ini hanya tulisan singkat menjelang tidur, dan menghadapi hari pertama kerja dalam seminggu.
Termenung sejenak, tak ada masalah bekerja dengan niatan untuk mencari uang. Namun, jika niatan berhenti di situ, bukannya tak mungkin kelak niatan kita "di-challenge". Entah, namun ditantang dalam berbagai bentuk yang tak terbatas pada, perasaan tak pernah cukup, atau beragam rasa ketakutan.
Temanku, putra dari guruku, pernah dalam masa tersulit pekerjaan (dan kebetulan satu tim) berkata untuk meniatkan pekerjaan untuk memudahkan hidup orang lain. Dan di kala seperti itu, aku yang baru bekerja beberapa saat pun tak mengerti perkataan itu. Boro-boro berpikir seperti itu, kerja saat itu saja rasanya ingin segera kabur. Selang hitungan tahun, kutemukan benang merahnya belakangan ini.
Tanpa ada niatan sombong, saya senang membantu berbagai hal yang saya juga sama-sama senang melakukannya dan diniatkan agar orang tersebut juga senang. Hanya sebatas itu, namun kudapat tiga hal: 1. Kebahagiaan dalam hati, being fullfiled; 2. Silaturahmi; dan 3. Rezeki yang tak terduga, baik pada saat itu maupun dalam saat yang teramat pas.
Itulah yang belakangan hilang dari keseharian ini, karena tanpa disadari belakangan yang dipikirkan hanya uang, dan ketakutan kehilangannya menjadikannya hanya hal itu saja yang dipikirkan. Aku lupa: 1. Usaha membahagiakan diri, dan 2. Usaha membahagiakan orang lain.
Lalu, apa tujuanku bekerja? Mungkin aku perlu menoleh kembali kedua hal itu.
Dan membuat keputusan.
Komentar
Posting Komentar